Pengertian Smoke Detector – Salah satu alat penting dan yang paling pertama bekerja pada sistem pemadam kebarakan yaitu smoke detector.
Tidak heran mengapa banyak sekali bangunan dan gedung di Indonesia yang sudah dilengkapi dengan sistem smoke detector.
Karena tanpa adanya alat ini, maka sistem lainnya yang terhubung dengan sistem pemadam kebakaran otomatis tidak akan bisa bekerja.
Nah untuk itu pada artikel kali ini mimin akan membahas mengenai pengertian smoke detector dan cara kerjanya. Untuk itu simak pembahasannya dibawah ini.
Daftar isi
Pengertian Smoke Detector

Pengertian Smoke Detector (Detektor Asap) adalah alat sejenis sensor yang bisa mendeteksi adanya segumpalan asap.
Smoke detector ini sangat berguna untuk kantor, rumah tangga, sekolah dan industri untuk mendeteksi secara dini adanya segumpalan asap yang berasal dari kerusakan-kerusakan mesin ataupun api, sehingga bisa menghindari terjadinya bencana kebakaran yang lebih besar.
Pada dasarnya smoke detector merupakan salah satu komponen dari sebuah sistem pendeteksian kebakaran (Fire Alarm System).
Sebuah sistem pendeteksian kebakaran umumnya terdiri dari beberapa komponen utama yaitu perangkat detektor (Detector Devices), panel kendali (Control Panel), perangkat notifikasi (Notification Devices) dan pencatu daya (Power Supply).
Sejarah Smoke Detector

Pada awalnya alat pendeteksi asap ini merupakan penemuan gagal yang dilakukan oleh Walter Jaeger pada tahun 1930-an.
Dikatakan gagal karena sebenarnya ia ingin menciptakan alat pendeteksi asap beracun di dalam ruangan. Namun ketika dilakukan ujicoba menggunakan sampel asap beracun, alatnya justru tidak mengirimkan sinyal apapun.
Tetapi pada saat Walter menyalakan rokok, di dekat alat tersebut, asap dari rokok tersebut masuk ke dalam sensor alat pendeteksi yang ia buat.
Pada saat itulah, alat pendeteksi asap mengirimkan sinyal dan mengubah meteran di dalam alat pendeteksi tersebut.
Jadi bisa dikatakan bahwa alat pendeteksi ini adalah sebuah accidental discovery atau penemuan yang tidak disengaja. Walaupun pada awalnya alat pendeteksi ini hanya digunakan oleh perusahaan besar, pabrik atau industri karena membutuhkan banyak modal.
Barulah pada tahun 1950-an, alat ionization smoke detector pertama kali dijual untuk umum dan diproduksi secara massal.
Jenis Smoke Detector Berdasarkan Cara Kerja
Selain tadi sudah membahas mengenai pengertian smoke detector. Nah selanjutnya akan membahs mengenai beberapa jenis smoke detector berdasarkan cara kerjanya, diantaranya:
1. Detektor Asap Fotolistrik (Photoelectric Smoke Detector)

Detektor Asap Fotolistrik (Photoelectric Smoke Detector) adalah jenis smoke detector yang menggunakan cahaya untuk mendeteksi adanya gumpalan asap.
Sinar cahaya yang berbentuk denyutan dari lampu LED dengan optiknya akan dipancarkan secara garis lurus ke bagian tertentu pada chamber atau ruang hitam yang terdapat di perangkat detector.
Sebuah sensor foto (Photocell) yang juga dilengkapi dengan lensa optik diletakan di posisi bagian bawah dasar vertikal.
Sensor foto ini akan menghasilkan arus jika terkena cahaya. Pada saat tidak ada asap, sinar cahaya LED akan menembak secara garis lurus dan tidak akan menyinari sensor foto yang terletak di bawah sinar tersebut.
Tetapi jika terjadi kebakaran dan asapnya memasuki ruang atau chamber detektor maka cahayanya akan berbelok dan diarahkan ke sensor foto (Photocell), sehingga mengaktifkan sinyal alarm.
2. Detektor Asap Ionisasi (Ionization Smoke Detector)
Sejumlah kecil bahan radioaktif mengionisasi udara pada sebuah chamber yang terbuka terhadap ambien udara.
Sejumlah arus kecil yang sudah diperhitungkan diperbolehkan mengalir pada udara terionisasi tersebut.
Jika terdapat sejumlah partikel akibat kebakaran yang memasuki chamber, partikel-partikel tersebut akan mengganggu gerakan ion biasa (mengganggu ion yang gerakan normal), sehingga arus turun menjadi lebih rendah maka sinyal alarm akan segera diaktifkan.
3. Detektor Asap Terproyeksi Beam (Projected Beam Smoke Detector)

Projected Beam Smoke Detector bekerja berdasarkan prinsip pengaburan cahaya yang terdiri dari sebuah lensa dan pemancar, penerima cahaya (receiver) dan reflektor cahaya (light reflector).
Pada kondisi normal, pemancar cahaya memancarkan sinyal cahaya tidak terlihat dan diterima oleh penerima (receiver).
Penerima atau receiver dikalibrasi pada tingkat kepekaan tertentu berdasarkan persentase dari seluruh kondisi pengaburan. Ketika ada asap yang mengaburkan sinar tersebut, sinyal aram akan diaktifkan.
4. Detector Asap Aspiratif (Aspirating Smoke Detector)
Detector Asap Aspiratif (Aspirating Smoke Detector) adalah detektor asap yang sensor cahayanya sangat sensitif atau Nephelameter.
Smoke detector jenis ini bekerja secara dinamis menarik sampel udara untuk mendeteksi ada atau tidaknya kontaminasi tambahan udara melalui jaringan pipa ke chamber atau ruang sensor.
Komponen-komponen utama aspirating smoke detector adalah jaringan pipa kecil, filter partikel, ruang sensor, sumber cahaya yang terfokus dan penerima cahaya yang sensitif.
Ketika asap memasuki ruang sensor di sepanjar jalur sinar, beberapa cahaya akan tersebar dan dikaburkan oleh partikel-partikel asap, sehingga bisa dideteksi oleh sensor cahaya yang sensitif tersebut dan memicu pengaktifan sinyal alarm.
5. Detektor Asap Video (Video Smoke Detector)

Video Smoke Detector (VSD) adalah jenis detektor asap yang beroperasi berdasarkan pada analisis komputer dari gambar video yang disediakan oleh kamera video standar (CCTV).
Komponen utama sistem pendeteksi asap video atau video smoke detector (VSD) ini merupakan satu atau lebih kamera video, komputer dan perangkat lunak untuk menganalisis sinyal video.
Komputer akan menggunakan perangkat lunak tertentu untuk mengidentifikasi gerakan dan pola asap yang unik. Sinyal unik ini diidentifikasi dan memicu alarm yang aktif.
Jenis Smoke Detector Berdasarkan Cara Deteksi
Selain dibedakan berdasarkan cara kerjanya, smoke detector ini juga dibedakan berdasarkan cara pendeteksiannya, diantaranya:
1. Smoke Detector 2 Wire
Smoke detector 2 wire mempunyai sistem kerja 2 kabel. Detektor ini didesain menggunakan stainless steel inner housing dan sensor head yang tahan lama.
Perangkat detector ini umumnya menggunakan sistem sensor fotoelektrik. Kalian bisa menggunakan detektor 2 kabel ini di berbagai ruangan. Khususnya ruangan yang membutuhkan peringatan awal terjadinya kebakaran.
2. Smoke Detector 4 Wire
Smoke detector 4 wire mendapatkan tegangan dari 2 kabel master control fire alarm dan dua kabel sinyal fire alarm.
Dengan begitu, alat ini menggunakan sistem kerja 4 kabel dan bisa dengan mudah diintegrasikan dengan berbagai jenis (security) alarm panel ataupun automation panel.
Desainnya juga sama dengan smoke detector 2 wire yaitu menggunakan stainless steel inner housing dan sensor head yang tahan lama, dan bisa diletakkan di berbagai ruangan yang membutuhkan pendeteksi asap sebagai peringatan awal terjadinya kebakaran.
3. Smoke Detector Multi
Smoke detecktor multi ini bisa bekerja dengan sistem 4 kabel ataupun 2 kabel. Hal ini memungkinkan sensor untuk diintegrasikan dengan Security Alarm dan juga Conventional Fire Alarm.
Perangkat detektor ini dibuat dengan kemampuan mendeteksi gumpalan asap dengan tepat. Selain itu, alat ini juga bisa digunakan dalam jangka waktu lama.
Kalian bisa menempatkan detecktor ini di tempat-tempat atau ruangan yang membutuhkan perlindungan dengan sensor asap.
4. Stand Alone Smoke Detector
Stand alone smoke detector sering juga disebut dengan smoke detector portable. Berbeda dengan ketiga jenis smoke detector diatas.
Stand alone smoke detector ini dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan koneksi ke panel controller. Kalian bisa menempatkan detektor ini dengan mudah di berbagai ruangan.
Mulai dari kamar tidur, ruang keluarga, ruang kerja, ruang belajar dan lain sebagainya. Detektor ini juga bisa kalian tempatkan di area kerja seperti toko, kantor, kios dan lain sebagainya.
Alat ini menggunakan baterai sebagai sumber energi utamanya. Sehingga kalian tinggal memasangnya ke plafon dengan menggunakan baut saja.
Kalian bisa mengetahui apakah daya baterai sudah melemah atau belum dengan melihat indikator LED pada perangkat.
Salah satu kelebihan detektor tipe ini adalah suara sirenenya. Stand alone smoke detector mampu membunyikan alarm dengan intensitas suara di tingkat 85 desibel. Dengan suara tersebut, alarm bisa terdengan hingga jangkauan 50 meter dari lokasi perangkat.
Cara Kerja Smoke Detector

Cara kerja smoke detektor yaitu mendeteksi apabila adanya indikasi kebakaran di dalam suatu ruangan dimana alat tersebut dipasang.
Smoke detector mempunyai indikator kebakaran yang lebih akurat, karena alat ini hanya akan mengirim sinyal jika terdapat asap di dalam ruangan atau di sekitar alat tersebut.
Maka dari itu, alat ini lebih cocok digunakan di ruangan yang banyak terdapat alat elektronik, jadi ketika terjadi korsleting dan mengeluarkan asap, smoke detector bisa mendeteksi indikasi kebakaran dengan cepat.
Ketika smoke detector terhubung dengan fire alarm control panel, maka fire alarm akan mengaktifkan seluruh alarm secara berurutan supaya penghuni bangunan bisa mengetahui bahwa ditemukan indikasi kebakaran di dalam gedung tersebut.
Lokasi Pemasangan Smoke Detector
Smoke detector merupakan alat yang digunakan sebagai antisipasi ketika terjadi kebakaran. Karena itu, pemasangannya juga harus diperkirakan sesuai dengan kebutuhan.
Memasang smoke detector dengan asal-asalan bisa mengurangi efektifitas dari fungsi alat ini. Nah bagi kalian yang baru pertama kali memasang smoke detector, berikut ini adalah beberapa cara memasang smoke detector yang perlu anda perhatikan:
1. Jangan Pasang di Sudut Rumah
Memasang detektor asap di sudut yang jauh dari rumah bisa menyebabkan alat ini tidak bisa bekerja secara efektif.
Dengan meletakkan alat ini disudut yang jauh, dikhawatirkan detektor tersebut tidak bisa mendeteksi asap yang ada di sudut lain rumah.
2. Tempatkan di Setiap Lantai & Area Strategis
Detektor asap dan api akan memberikan efektivitas maksimal jika kalian menempatkannya di tempat yang tepat.
Sebaiknya, kalian meletakkan detektor di area-area strategis rumah atau gedung. Apabila rumahnya bertingkat, akan lebih baik untuk memasang detektor asap di setiap lantai.
Jangan lupa untuk memasang smoke detektor ini di area tangga. Sehingga jika asap mulai menjalar ke area tangga, kalian bisa segara mengetahuinya. Cara ini juga membantu meminimalisir kerugian akibat asap dan api.
3. Pasang di Dekat Area Tidur
Salah satu tempat penting untuk memasang smoke detektor adalah di dekat area tidur. Contohnya dibagian luar ruang tidur.
Jika perlu, pasang juga di setiap ruang tidur anggota keluarga. Dengan memasang smoke detektor di area tidur, kalian bisa menghindarkan anggota keluarga dari kecelakaan fatal.
Selain itu, area tidur juga cenderung mempunyai banyak barang yang mudah terbakar. Seperti pakaian, kasur, lemari, perkakas kayu, karpet lantai dan lain sebagainya.
Penempatan smoke detektor di area tidur diharapkan bisa meminimalisir penyebaran api supaya tidak meluas.
4. Jangan Pasang di Atas Kompor
Selain kamar tidur, sebaikya memasang smoke detektor di area dapur. Walaupun begitu, pastikan untuk tidak memasangnya di atas kompor. Uap kompor bisa mematikan alarm yang ada pada detector. Memasang di atas tungku perapian juga sangat tidak dianjurkan.
5. Pasang di Tempat yang Tinggi
Smoke detector juga sebaiknya dipasang di tempat yang cukup tinggi. Usahakan sedekat mungkin dengan langit langit ruangan.
Hal ini menyesuaikan dengan sifat asap yang bisa naik dengan cepat. Posisi yang tinggi membuat detector bisa mendeteksi asap dengan lebih baik.
6. Pemasangan Smoke Detector di Perkantoran
Untuk area perkantoran, pemasangan smoke detector sebaiknya dipasang di tempat yang diperkirakan bisa terjadi kebakaran.
Pertimbangkan juga untuk memasang di ruangan yang akan menghasilkan banyak asap. Misalnya ruangan dengan alas karpet, gudang kertas, gudang kapas, tempat penyimpanan barang berbahan karet dan lain sebagainya.
7. Hindari Memasang di Tempat Ini
Selain perlu mengetahui tempat terbaik memasang smoke detector, kalian juga perlu mengetahui tempat mana saja yang harus dihindari untuk memasang alat ini.
Jangan memasang smoke detector di dekat jendela atau pintu. Perhatikan juga untuk tidak memasang smoke detector di langit-langit yang dekat dengan dinding atau sebaliknya.
Smoke detektor juga tidak direkomendasikan untuk dipasang di atas saluran pemanas atau pendingin. Pemasangan smoke detector yang tepat akan mengoptimalkan fungsi dari dekector tersebut. Sebaliknya, pemasangan yang kurang tepat justru akan membuat detector jadi tidak efektif atau bahkan tidak berfungsi sebagaimana seharusnya.
Demikianlah pembahasan mengenai pengertian smoke detector, sejarah, jenis dan cara kerjanya. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Sekian sampai jumpa, terimakasih 😃